HARI AIDS SEDUNIA Tepat pada tanggal 1 Desember 2013, masyarakat luas memperingati hari AIDS Sedunia. Hari AIDS sedunia ini diprakarsai atas...
HARI AIDS SEDUNIA
Tepat pada tanggal 1 Desember 2013, masyarakat luas memperingati hari AIDS Sedunia. Hari AIDS sedunia ini diprakarsai atas dasar keprihatinan terhadap meningkatnya penyakit AIDS dikalangan masyarakat. Penyakit AIDS ini sendiri sampai saat ini belum ditemukan obatnya, dan hanya dapat dicegah dengan pengendalian efek penyebarannya. Secara definisi AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang didapatkan dari penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan system imun yang disebabkan oleh infeksi HIV.
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa. Manusia yang terkena virus HIV, tidak langsung menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
15 April 1987, Kasus AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan. Seorang wisatawan berusia 44 tahun asal Belanda, Edward Hop, meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali. Kematian lelaki asing itu disebabkan AIDS. Hingga akhir 1987, ada enam orang yang didiagnosis HIV positif, dua di antara mereka mengidap AIDS.
Sejak ditemukan tahun 1978, secara kumulatif jumlah kasus AIDS di Indonesia sampai dengan 30 September 2009 sebanyak 18.442 kasus. jumlah ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Data Kementerian Kesehatan akhir 2009 menyebutkan penderita AIDS kelompok umur 20-29 tahun di Indonesia mencapai 49,07 persen. Berikutnya kelompok umur 30-39 tahun dengan 30,14 persen. Berdasarkan jenis kelamin 14720 kasus atau 73,7 persen diderita pria dan 5163 kasus adalah perempuan. Berdasarkan cara penularan, kasus AIDS kumulatif tertinggi melalui hubungan heteroseksual (50,3 persen), pengguna napza suntik/ penasun (40,2 persen), dan hubungan homoseksual (3,3 persen).Jumlah kasus AIDS kumulatif 19.973 kasus yang tersebar di 32 Provinsi di Indonesia. Penderita HIV positif terbanyak berada di DKI Jakarta dari Propinsi DKI Jakarta (7766), disusul Jawa Timur (4553), Jawa Barat (3077), Sumatera Utara (2783), dan Kalimantan Barat (1914).
Pada tahun 2014 diproyeksikan jumlah infeksi baru HIV usia 15-49 tahun sebesar 79.200 dan proyeksi untuk ODHA usia 15-49 tahun sebesar 501.400 kasus. Demikian laporan triwulan ketiga tahun 2009 Surveilans AIDS Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP &PL) Depkes. (Sumber : http://hanifatunnisaa.wordpress.com/)
Cara penularan AIDS sangatlah spesifik. Hal ini terjadi hanya melalui pertukaran cairan-cairan tubuh tertentu, yakni darah, sperma, cairan kelamin, dan juga air susu ibu dari penderita AIDS. Inilah beberapa hal yang bisa menyebabkan penularan AIDS.
- Transmisi seksual
- Paparan melalui darah
Metode penularan AIDS yang satu ini identik dengan para pengguna narkoba yang memasukkan narkoba langsung ke aliran darah (intravena), pengidap hemofilia, dan pendonor serta penerima darah. Virus HIV yang berada di dalam darah dapat dengan mudah ditransfer dari 1 tubuh ke tubuh lainnya dengan penggunaan jarum suntik yang sama untuk banyak orang. Hal ini terutama terjadi di tengah para pengguna narkoba, yang tidak mementingkan higienitas jarum suntik atau silet yang digunakannya untuk memasukkan narkoba ke dalam aliran darah. Mereka biasanya menggunakan 1 jarum suntik secara bergantian. Virus HIV yang berada di dalam darah dapat dengan mudah ditransfer dari 1 tubuh ke tubuh lainnya dengan penggunaan jarum suntik yang sama untuk banyak orang. Hal ini terutama terjadi di tengah para pengguna narkoba, yang tidak mementingkan higienitas jarum suntik atau silet yang digunakannya untuk memasukkan narkoba ke dalam aliran darah. Mereka biasanya menggunakan 1 jarum suntik secara bergantian.
- Transmisi prenatal
Penularan ini terjadi pada bayi dalam kandungan dari ibu yang mengidap HIV AIDS. Penularan yang dilakukan seorang ibu kepada bayi yang dikandungnya terjadi beberapa minggu terakhir masa kehamilan, saat melahirkan, dan menyusui. Belakangan diketahui bahwa tingkat penularan ini adalah 50%, artinya tidak semua bayi yang lahir dari ibu yang mengidap AIDS otomatis tertular juga. Selain itu, tingkat penularan ini bisa dikurangi jika sang ibu melahirkan bayinya melalui operasi caesar.