Bab 4. Jaman Pencoba (1938-1942) 1.Gerindo Pemimpin-pemimpin revolusioner kita yang berlainan pendirian dengan Perindra, pada tahun 1937 men...
Bab 4. Jaman Pencoba (1938-1942)
1.Gerindo
Pemimpin-pemimpin revolusioner kita yang berlainan pendirian dengan Perindra, pada tahun 1937 mendirikan partai baru, yaitu Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindro). Gerindro dipimpin oleh Mr. Amir Sjarifuddin, Mr. Sartono, Dr. Adnan Kapau Gani dan Mr. Muh Yamin. Gerindo bersifat anti rasis, lebih-lebih melihat tumbuhnya fasisme di Jerman, Italia dan Jepang yang membahayakan demokrasi dannasionalisme. Dalam suasana yang diliputi oleh ancaman fasisme terhadap seluruh dunia itu, pada tahun 1936 anggota Dewan Rakyat Surtadjo Kartohadikusumo mengajukan petisi ke Dewan Rakyat (yang kemudian terkenal sebagai Petisi Sutarjo). Petisi Sutarjo ini mengandung suatu permohoonan kepada pemerintah negeri Belanda, supaya Indonesia diberi kemerdekaan dilingkungan kerajaan Belanda. Walaupun usul itu tidak radikal, tidak menuntut kemerdekaan penuh, lepas dari kerajaan Belanda, dan walaupun petisi itu disetujui oleh Dewan Rakyat, tetapi pada tahun 1938 Petisi Sutardjo itu ditolak oleh pemerintah Belanda.
2.Gapi
Setelah penolakan Petisi Sutardjo itu, maka pemimpin-pemimpin kita menempuh siasat lain. Partai-partai bergabung dan pada tahun 1939 terbentuklah Gabungan Politik Indonesia (Gapi), dibawah pimpinan Abikusumo Tjokrosujoso. Mh. Husni Thamrin dan Mr. Amir Sjarifuddin. Gapi menuntut Indonesia berparlemen, menuntut parlemen yang sesungguhnya, bukan parlemen seperti Dewan Rakyat itu.
Walaupun dalam bulan September 1939 Perang Dunia ke II pecah, dan pada bulan Mei 1940 negeri Belanda telah digilas dan diduduki oleh tentara Jerman. Belanda tetap membuta tuli, picik dalam pendirian dan tidak mau memperhatikan kemauan baik sedikit maupun untuk mendekati keinginan bangsa Indonesia. Sampai jatuhnya ketangan Jepang, Hindia-Belanda tidak pernah mempunyai perlemen yang sejati.
3.PErang pasifik dan sikap bangsa kita
Kita telah melihat bahwa Janji November 1918 tidak ditepati, pergerakan kebangsaan ditindas dan Petisi Sutardjo ditolak. Tuntutan Indonesia berparlemen ditolak, walaupun bulan September 1939 Perang Dunia ke II telah pecah dan dalam bulan Mei 1940 negeri Belanda diduduki oleh tentara fasis Hitler. Tidaklah mengherankan bahwa bangsa kita pada umumnya bersikap masa bodo terhadap bangsa Belanda, ketika Perang Fasifik mulai berkobar dengan diserangnya pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat Pearl Harbour di kepulauan Hawai secara mendadak oleh Armada Jepang pada tanggal 8 Desember 1941.
Semoga artikel ini bermanfaat