5.Theories of learning (Teori Pembelajaran) Bahasa hanya dapat dimengerti sebagaimana mestinya sebagai cerminan dari proses berpikir manusia...
5.Theories of learning (Teori Pembelajaran)
Bahasa hanya dapat dimengerti sebagaimana mestinya sebagai cerminan dari proses berpikir manusia. Mempelajari bahasa dikondisikan dengan cara mengamati pikiran, mengatur dan menyimpan informasi. Dengan kata lain, kunci mempelajari dan mengajar bahasa adalah pemahaman tata bahasa dan proses pikiran.
Perkembangan dalam teori pembelajaran memiliki pola yang sama dalam penggambaran bahasa, dan masing-masing telah memiliki efek terhadap yang lain. Dengan penggambaran bahasa, kita harus menggambarkan perkembangan pokok dalam teori bagaimana pelajar belajar dan menghubungkannnya ke dalam kebutuhan pelajar dan guru ESP.
1.Behaviourism : learning as habit formation (Perilaku : Belajar sebagai Formasi Kebiasaan)
Belajar adalah proses mekanik dari formasi kebiasaan dan hasil dengan cara penguatan yang berulang-ulang dari rangkaian stimulus-respon.
Metode ini akan dikenal banyak guru bahasa dengan menaruh aturan dasar meodologikal, pertama berdasarkan konsep stimulus-respon dan kedua pada asumsi bahwa mempelajari bahasa kedua harus mencerminkan dan meniru proses merasa dari memeplajari bahasa ibu.
2.Mentalism : thinking as rule-governed activity (Mental : Berpikir sebagai Aturan Kegiatan Perintah)
Belajar bukan hanya bentuk kebiasaan tetapi aturan belajar, proses dimana pengalaman individual digunakan dengan pemikiran untuk merumuskan hipotesis atau dugaan sementara. Mentalism melihat anak sebagai manusia yang memiliki kreatifitas masing-masing.
3.Cognitive code : learners as thinking beings (Kode Kognitif : Pelajar sebagai Makhluk Berpikir)
Pelajar akan belajar ketika mereka secara aktif berpikir mengenai apa yang sedang mereka pelajari.
4.The affective factor : learners as emotional beings (Faktor Afektif : Pelajar sebagai Makhluk Emosional)
Menekankan motivasi sebagai faktor afektif. Sebelum pelajar bisa berpikir secara aktif mengenai sesuatu, mereka harus “mau” untuk memikirkannya. Reaksi emosional untuk pengalaman belajar adalah pondasi dasar untuk permulaan dari proses kognitif.
5.Learning an acquisition (Belajar dan Akuisisi)
Belajar dilihat sebagai proses sadar, sedangkan kemahiran berlangsung secara tidak disadari. Hal inilah yang menjadi cerminan bagi pelajar bahasa kedua baik prosesnya maupun kursus ESP yang akan bermanfaat bagi keduanya.
6.A model for learning (Sebuah Model pembelajaran)
Sebuah model pembelajaran akan menyediakan sumber praktis atau referensi untuk guru ESP dan desainer kursus. Dengan belajar, kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan adalah faktor kebutuhan, tapi sama jika tidak lebih penting, adalah kebutuhan utuk menikmati secara nyata proses dari kemahiran.
Semoga artikel ini bermanfaat
Bahasa hanya dapat dimengerti sebagaimana mestinya sebagai cerminan dari proses berpikir manusia. Mempelajari bahasa dikondisikan dengan cara mengamati pikiran, mengatur dan menyimpan informasi. Dengan kata lain, kunci mempelajari dan mengajar bahasa adalah pemahaman tata bahasa dan proses pikiran.
Perkembangan dalam teori pembelajaran memiliki pola yang sama dalam penggambaran bahasa, dan masing-masing telah memiliki efek terhadap yang lain. Dengan penggambaran bahasa, kita harus menggambarkan perkembangan pokok dalam teori bagaimana pelajar belajar dan menghubungkannnya ke dalam kebutuhan pelajar dan guru ESP.
1.Behaviourism : learning as habit formation (Perilaku : Belajar sebagai Formasi Kebiasaan)
Belajar adalah proses mekanik dari formasi kebiasaan dan hasil dengan cara penguatan yang berulang-ulang dari rangkaian stimulus-respon.
Metode ini akan dikenal banyak guru bahasa dengan menaruh aturan dasar meodologikal, pertama berdasarkan konsep stimulus-respon dan kedua pada asumsi bahwa mempelajari bahasa kedua harus mencerminkan dan meniru proses merasa dari memeplajari bahasa ibu.
2.Mentalism : thinking as rule-governed activity (Mental : Berpikir sebagai Aturan Kegiatan Perintah)
Belajar bukan hanya bentuk kebiasaan tetapi aturan belajar, proses dimana pengalaman individual digunakan dengan pemikiran untuk merumuskan hipotesis atau dugaan sementara. Mentalism melihat anak sebagai manusia yang memiliki kreatifitas masing-masing.
3.Cognitive code : learners as thinking beings (Kode Kognitif : Pelajar sebagai Makhluk Berpikir)
Pelajar akan belajar ketika mereka secara aktif berpikir mengenai apa yang sedang mereka pelajari.
4.The affective factor : learners as emotional beings (Faktor Afektif : Pelajar sebagai Makhluk Emosional)
Menekankan motivasi sebagai faktor afektif. Sebelum pelajar bisa berpikir secara aktif mengenai sesuatu, mereka harus “mau” untuk memikirkannya. Reaksi emosional untuk pengalaman belajar adalah pondasi dasar untuk permulaan dari proses kognitif.
5.Learning an acquisition (Belajar dan Akuisisi)
Belajar dilihat sebagai proses sadar, sedangkan kemahiran berlangsung secara tidak disadari. Hal inilah yang menjadi cerminan bagi pelajar bahasa kedua baik prosesnya maupun kursus ESP yang akan bermanfaat bagi keduanya.
6.A model for learning (Sebuah Model pembelajaran)
Sebuah model pembelajaran akan menyediakan sumber praktis atau referensi untuk guru ESP dan desainer kursus. Dengan belajar, kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan adalah faktor kebutuhan, tapi sama jika tidak lebih penting, adalah kebutuhan utuk menikmati secara nyata proses dari kemahiran.
Semoga artikel ini bermanfaat